Inilah Dia Pakar Instalasi Rudal Asal Indonesia yang di Akui Luar Negeri


Foto Presiden RI ke-3, B.J. Habibie, terpampang di ruang kerja Ir Kartiko Ardi Widodo MT di ruang Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) di Jalan Tenes, Kota Malang. Keberadaan foto itu seolah-olah menunjukkan betapa kagumnya Kartiko pada sosok presiden berlatar belakang ilmuwan tersebut.

Apalagi Kartiko menggeluti bidang yang hampir sama dengan Habibie. Bila Habibie dikenal sebagai ahli pesawat terbang, maka Kartiko merupakan ahlinya kapal perang. Secara khusus, pria 49 tahun ini punya keahlian memasang rudal pada kapal-kapal perang.

Ada sejumlah kapal perang milik TNI Angkatan Laut (AL) yang pernah dia garap. Di antaranya, Kapal Republik Indonesia (KRI) Hiu-634, KRI Layang-635, KRI Todak-631, KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355, KRI Yos Sudarso-353, KRI Diponegoro-365, KRI Hasanuddin-366, hingga KRI Oswald Siahaan-354.

Jenis maupun asal rudal itu pun beragam. Di antaranya, rudal Exocet buatan Prancis yang pernah dia pasang untuk KRI Diponegoro-365 dan KRI Hasanuddin-366, hingga rudal Yakhont buatan Rusia yang dia pasang untuk KRI Owa-354.

Yakhont sekaligus menjadi rudal terbesar yang pernah dipasang oleh Kartiko. Rudal itu memiliki panjang 9 meter dengan berat sekitar 3 ton.

Proses pemasangan Rudal Yakhont di KRI OWA-354. Foto: Istimewa

Sementara daya jangkauannya mencapai 300 kilometer dengan kecepatan 750 meter per detik atau 2,5 kali kecepatan suara. ”Ini (rudal Yakhont) adalah teristimewa yang pernah saya kerjakan,” ujar dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini.

Tak melulu di dalam negeri, Kartiko juga dipercaya menjadi ahli pemasang rudal untuk sejumlah kapal perang milik negara lain. Di antaranya, Belanda menjadi negara yang paling sering memanfaatkan jasanya.

Kartiko pernah menggarap pemasangan rudal untuk kapal selam Schelde Naval Vlissingen milik Angkatan Laut Belanda. Selain itu, Kartiko juga menjadi ahli pemasangan rudal untuk kapal perang milik Selandia Baru, Prancis, dan Brasil.

Tak semua orang yang punya kesempatan dan mendapatkan kepercayaan untuk menjadi pemasang rudal. Sebuah profesi yang dulunya sempat tidak terpikirkan oleh Kartiko.

Pria kelahiran Malang, 27 Juli 1968, ini mengaku punya cita-cita menjadi dokter. Tapi, menamatkan studinya di SMAN 3 Malang pada 1987 silam, dia malah memilih untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas Brawijaya (UB). ”Niatnya iseng sih. Tapi, akhirnya keterima dan lama-lama menyukainya,” ujar dia.

Setelah lulus kuliah, Kartiko sempat bekerja di bagian produksi PT Astra. Tapi, hanya setahun berada di sana, Kartiko mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Badan Pengendali Industri Strategis (BPIS) Negara. Tak lama, dia lantas ditempatkan di PT PAL Indonesia (Persero) di Surabaya.

Di PT PAL Surabaya, Kartiko meniti karirnya dari posisi paling bawah. Dia menjadi teknisi pada 1993 – 1996. Spesialisasinya adalah bidang elektronika, navigasi, dan telekomunikasi.

Dalam perjalanannya, dia mulai terlibat sebagai teknisi di beberapa proyek pemerintah. Mulai pengeboran lepas pantai, pengeboran darat, pembangkit listrik, kapal niaga, dan kapal tanker.

Selama bekerja di PT PAL, Kartiko mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program transfer of technology (ToT) di luar negeri. Dia mengambil spesialisasi untuk sistem persenjataan, khususnya rudal.

Kartiko masih ingat, ToT pertamanya digelar di Jerman pada 1994 silam. Seleksinya cukup ketat karena diikuti 100 orang warga negara Indonesia (WNI). ”Kebanyakan mereka lulusan luar negeri. Dari 100 orang itu, hanya dipilih lima orang. Salah satunya saya,” ungkapnya.

Sejak 1994 itu, ada beberapa ToT yang dia ikuti. ToT itu membuat Kartiko punya keahlian dan kemampuan yang komplet sebagai engineer pemasang rudal. Di antaranya, penguasaan sistem komunikasi, rekayasa perangkat lunak, aeromaritime, hingga sensor terpadu sistem tempur.

Menjadi seorang ahli rudal, kata Kartiko, memang harus memahami banyak hal. Seorang ahli rudal yang baik dituntut untuk menguasai disiplin ilmu lainnya. Mulai dari mekanika, konstruksi, ilmu komputer, ilmu jaringan komputer, ilmu geodesi, ilmu kebumian, ilmu kelautan, ilmu perkapalan, hingga ilmu militer.

Tampak KRI OWA menembakkan rudal Yakhont. Foto: TNI
”Saya harus menguasai sistem engineer dari masing-masing ilmu tersebut. Kalau cuma ngerti manajemennya saja, pasti akan dikomplain,” kata pria yang menjadi dosen ITN sejak 1995 tersebut.

Apalagi pemasangan rudal bukanlah sesuatu yang remeh. Risikonya sangat besar. Sebab, yang dia tangani adalah benda dengan bobot besar dan bisa meledak. ”Kalau ada satu saja yang bermasalah, kapal bisa tenggelam,” ungkap alumnus S-2 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) ini.

Meski sudah resign dari PT PAL pada 2014 lalu, Kartiko tetap mendapatkan kepercayaan untuk memasang rudal kapal perang. Belakangan, Kartiko lebih sering menjadi konsultan dan pembina untuk proyek-proyek pemasangan rudal.

”Saat ini saya bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) juga sedang concern (perhatian) untuk membuat konsep sistem pengindraan di batas negara. Selain itu, dalam waktu dekat, dia ada agenda menjadi pembicara untuk konsep industri pertahanan di serikat pekerja PT PAL,” terang bapak tiga anak ini.

Dalam waktu dekat ini, Kartiko juga memiliki rencana melanjutkan studi S-3. Dia ingin memperdalam ilmu soal bahan-bahan komposit dalam sistem persenjataan.

Kartiko menyatakan, motivasinya untuk terus belajar tak pernah surut. Apalagi, dia melihat, tingkat kepercayaan lembaga di dalam negeri terhadap ahli rudal seperti dirinya masih terbilang rendah.

Dia mengakui, lembaga-lembaga di dalam negeri lebih percaya pada tenaga asing. ”Padahal, belum tentu orang dari luar negeri itu lebih ahli sehingga saya masih harus terus memberikan pembuktian lebih banyak lagi,” pungkas dia.

Sumber : radarmalang.id
5 Consequences of Driving without Car Insurance Do you own a car? Great! Does your car also have a valid motor insurance cover on it? Owning a car, while earlier classified as being a luxury, has now moved down to being a comfort. In fact, in metros, a car has almost become a necessity due to long-distance commutes. More and more of us are, therefore, buying a car. But are we also buying the mandatory car insurance policy? Every car which is to ply on Indian roads should have a valid car insurance cover, states the Motor Vehicles Act, 1988. When you buy a new car, the choice of buying an insurance policy is, thankfully, taken out of your hands. The on-road price of the car is inclusive of the insurance premium for your car insurance policy. The problems arise when the policy expires after a year. Car insurance plans are usually issued for one year after which they should be renewed. If you do not renew it, you are driving a car without car insurance. If numbers are any indication, a study by New India Assurance revealed that about 70% of vehicles on Indian roads are without insurance. Is your car one among them? If yes, beware. Here are 5 consequences if you drive your car without having a valid Car Insurance policy: Be prepared to pay heavy fines Earlier, the Motor Vehicles Act, 1988 governed the road safety and traffic rules. Recently, the Government passed the Road Transport and Safety Bill 2014 to replace the Motor Vehicles Act, 1988. Among other changes, the Bill penalizes you heavily if you are caught driving without having a valid insurance cover. As per the amendments, you would have to part with a whopping Rs.25, 000 for a light motor vehicles or Rs.75, 000 for other motor vehicles as a fine for driving without insurance. A huge fine, isn’t it? Pay losses for damages caused to third party or property In an accident, if you unintentionally harm any person or surrounding property, you are liable to pay the loss incurred. This is called third party liability. Your car insurance mandatorily covers this third party liability and spares you the loss incurred. In the absence of a valid insurance cover, you would have to bear the losses incurred. If the person dies, your liability would be very high. Read more Is third party car worth buying? Pay losses for own damage While you have to compulsorily pay losses caused to a third party, what about your losses. In an accident even your vehicle suffers damage. The costs of repairs for such damage are borne by your comprehensive car insurance policy. Without insurance, the onus of paying for the repairs is on you. With the high cost associated with the repairs of your car, a financial strain is inevitable. Read more about All you need to know about car insurance Face legal complications Besides the financial loss suffered in an accident which causes damage to a third party and/or self, you would also be entangled in legal complications if your car is found without a valid insurance cover. You would be penalized, get a challan and might even be imprisoned. Loss of No Claim Bonus If your car insurance expires and you do not renew it, besides the penalties and fines, you also lose the No Claim Bonus which you accumulated in your existing policy. Car insurance plans allow a discount in subsequent year’s premiums if there is no claim in any current year. This discount increases every year and saves your premium outgo. If you let your car insurance policy lapse, you lose the accumulated NCB and end up paying a higher premium when the policy is consequently renewed. A car insurance policy is legally mandatory and not having one results in serious consequences (as mentioned above). While a third party liability cover is mandatory, a comprehensive policy is better. The former pays only for the damages caused to any third party but the latter also covers damages incurred by you and your car. The premium for a comprehensive policy is slightly higher because of higher coverage. For instance, the premium payable for a Maruti Ritz car registered in 2012 having a capacity of 1197cc would have a third party premium of Rs.2237 and a comprehensive premium of Rs.4200 (approximately). With a slight increase in the premium you can avail a higher coverage option which covers for your damages too. Since car repairs are expensive, a comprehensive policy makes more sense even if the premiums are a little high. So do not fall a victim to these consequences and buy an insurance policy for your car today.

0 Response to "Inilah Dia Pakar Instalasi Rudal Asal Indonesia yang di Akui Luar Negeri"

Posting Komentar