Inilah 6 Aksi Tegas Soekarno Menolak Segala Bentuk Hubungan dengan Israel..!!


Konflik Palestina-Israel telah terjadi selama bertahun-tahun masih berlangsung sampai saat ini dan sepertinya belum ada tanda-tanda akan berakhir. Dukungan kepada Palestina terus mengalir, tapi sayang hal tersebut juga belum benar-benar bisa mengakhiri konflik di sana. Apalagi Israel juga mulai diakui beberapa negara dan punya banyak dukungan.

Indonesia termasuk negara yang mendukung kemerdekaan Palestina sejak zaman pemerintah Soekarno. Bahkan dengan tegas ia menolak segala bentuk hubungan dengan Israel. Presiden Soekarno nggak pernah mau mengakui berdirinya Israel pada tahun 14 Mei 1948 yang telah merampas tanah rakyat Palestina.

1. Tidak memperdulikan ucapan selamat kemerdekaan dari Israel
Indonesia benar-benar mendapatkan kedaulatannya secara penuh pada tahun 1949. Negara-negara lain di dunia kemudian dengan segera mengakui kemerdekaan negara kita, bahkan termasuk Israel. Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett mengirimkan telegram yang berisi tentang pengakuan penuh Israel atas Indonesia.

Mohammad Hatta hanya menanggapi dengan ucapan terima kasih tanpa menawarkan hubungan diplomatik. Soekarno sendiri malah nggak menanggapi telegram dari Israel tersebut. Merasa nggak diperdulikan, Sherett lalu terus terang berniat menjalin hubungan dengan Indonesia. Tapi Mohammad Hatta kemudian malah menyarankan agar misi tersebut ditunda sampai waktu yang nggak ditentukan.

2. Soekarno nggak mengundang Israel dalam KAA


Konferensi Asia Afria alias KAA diprakarsai oleh presiden Soekarno. Penyelenggaraan pertamanya dilaksanakan di Indonesia dengan mengundang berbagai negara di Asia dan Afrika. Beberapa negara seperti Burma (Myanmar), India, dan Srilanka berpendapat agar Israel juga diikutsertakan.

Karena sejak awal emang nggak mendukung Israel, maka Indonesia jelas menolak saran tersebut. Apalagi kehadirannya juga pasti akan menyinggung bangsa-bangsa Arab yang masih berjuang memerdekakan diri karena Israel merupakan bentuk penjajah di Palestina. Akhirnya saat KAA digelar April 1955 lalu, Israel nggak ikut berpartisipasi.

3. Bagi Soekarno, Palestina lebih penting daripada Indonesia lolos Piala Dunia
Tahu nggak sih kamu kalau Indonesia itu sebenarnya sudah pernah hampir lolos ke Piala Dunia, lho. Tahun 1957, tim nasional Indonesia sebenarnya sudah lolos pertandingan tingkat Asia dan hanya perlu bertanding lawan Israel untuk bisa lolos ke Piala Dunia 1958 di Swedia.

Soekarno ternyata melarang pertandingan tersebut. Karena bertanding dengan Israel sama saja artinya dengan mengakui negara tersebut. Akhirnya tim nasional nggak berangkat dan melepaskan kesempatan untuk lolos ke Piala Dunia demi mendukung Palestina dan menentang penjajahan Israel.

4. Nggak memberikan visa untuk atlet kontingen Israel dan Taiwan

Ketika Indonesia jadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962, Indonesia nggak memberikan visa kepada perwakilan Israel dan Taiwan. Alasan resminya karena negara kita nggak punya hubungan diplomatik dengan dua negara tersebut. Meski begitu, alasan sebenarnya masih berhubungan dengan politik antiimperialisme.

Pada waktu itu, negara-negara Arab masih berjuang melawan Israel, dan Tiongkok dikucilkan dunia gara-gara bangsa barat cuma mengakui Taiwan sebagai pemerintahan yang sah. Bagi Soekarno, ini adalah bentuk penindasan negara-negara lama.

5. Soekarno memerintahkan Indonesia keluar dari Komite Olimpiade Internasional

Keputusan nggak memberikan visa ini jelas membuat Komite Olimpiade Internasional (IOC) berang. Mereka akhirnya menskors keanggotaan Indonesia tanpa batas waktu. Bukan Soekarno namanya kalau ia bakal nurut begitu saja dengan keputusan IOC ini.

Soekarno akhirnya malah memerintahkan Komite Olimpiade Indonesia untuk sekalian saja keluar dari IOC. Sebagai tandingan, ia membentuk Ganefo atau pesta olahraganya negara-negara berkembang. Hal ini dilakukannya sebagai tanda kebesaran bangsa yang nggak bergantung dengan kekuatan dunia. Hebat!

6. Pidato antiimperialisme dan anti Israel yang mempengaruhi Indonesia
Soekarno teguh mempertahankan pendiriannya bahkan sampai kekuasaannya berakhir. Dalam pidato ulangtahun kemerdekaan Indonesia yang ke-21, Soekarno mengungkapkan bagaimana Indonesia harus bangga sebagai bangsa yang konsekuen, berjiwa kemerdekaan, antiimperialisme, serta secara aktif nggak mengakui Israel.

Pada tahun 1962, ia juga pernah dengan tegas mengungkapkan, “Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Bangga rasanya melihat Indonesia punya pemimpin yang begitu tegas menentang segala bentuk penindasan. Bahkan ia juga sama sekali nggak gentar menghadapi pemimpin-pemimpin besar dunia lainnya. Mungkin karena itu pulalah Indonesia begitu dihormati di mata dunia saat itu.


Sumber : bombastis
 
5 Consequences of Driving without Car Insurance Do you own a car? Great! Does your car also have a valid motor insurance cover on it? Owning a car, while earlier classified as being a luxury, has now moved down to being a comfort. In fact, in metros, a car has almost become a necessity due to long-distance commutes. More and more of us are, therefore, buying a car. But are we also buying the mandatory car insurance policy? Every car which is to ply on Indian roads should have a valid car insurance cover, states the Motor Vehicles Act, 1988. When you buy a new car, the choice of buying an insurance policy is, thankfully, taken out of your hands. The on-road price of the car is inclusive of the insurance premium for your car insurance policy. The problems arise when the policy expires after a year. Car insurance plans are usually issued for one year after which they should be renewed. If you do not renew it, you are driving a car without car insurance. If numbers are any indication, a study by New India Assurance revealed that about 70% of vehicles on Indian roads are without insurance. Is your car one among them? If yes, beware. Here are 5 consequences if you drive your car without having a valid Car Insurance policy: Be prepared to pay heavy fines Earlier, the Motor Vehicles Act, 1988 governed the road safety and traffic rules. Recently, the Government passed the Road Transport and Safety Bill 2014 to replace the Motor Vehicles Act, 1988. Among other changes, the Bill penalizes you heavily if you are caught driving without having a valid insurance cover. As per the amendments, you would have to part with a whopping Rs.25, 000 for a light motor vehicles or Rs.75, 000 for other motor vehicles as a fine for driving without insurance. A huge fine, isn’t it? Pay losses for damages caused to third party or property In an accident, if you unintentionally harm any person or surrounding property, you are liable to pay the loss incurred. This is called third party liability. Your car insurance mandatorily covers this third party liability and spares you the loss incurred. In the absence of a valid insurance cover, you would have to bear the losses incurred. If the person dies, your liability would be very high. Read more Is third party car worth buying? Pay losses for own damage While you have to compulsorily pay losses caused to a third party, what about your losses. In an accident even your vehicle suffers damage. The costs of repairs for such damage are borne by your comprehensive car insurance policy. Without insurance, the onus of paying for the repairs is on you. With the high cost associated with the repairs of your car, a financial strain is inevitable. Read more about All you need to know about car insurance Face legal complications Besides the financial loss suffered in an accident which causes damage to a third party and/or self, you would also be entangled in legal complications if your car is found without a valid insurance cover. You would be penalized, get a challan and might even be imprisoned. Loss of No Claim Bonus If your car insurance expires and you do not renew it, besides the penalties and fines, you also lose the No Claim Bonus which you accumulated in your existing policy. Car insurance plans allow a discount in subsequent year’s premiums if there is no claim in any current year. This discount increases every year and saves your premium outgo. If you let your car insurance policy lapse, you lose the accumulated NCB and end up paying a higher premium when the policy is consequently renewed. A car insurance policy is legally mandatory and not having one results in serious consequences (as mentioned above). While a third party liability cover is mandatory, a comprehensive policy is better. The former pays only for the damages caused to any third party but the latter also covers damages incurred by you and your car. The premium for a comprehensive policy is slightly higher because of higher coverage. For instance, the premium payable for a Maruti Ritz car registered in 2012 having a capacity of 1197cc would have a third party premium of Rs.2237 and a comprehensive premium of Rs.4200 (approximately). With a slight increase in the premium you can avail a higher coverage option which covers for your damages too. Since car repairs are expensive, a comprehensive policy makes more sense even if the premiums are a little high. So do not fall a victim to these consequences and buy an insurance policy for your car today.

0 Response to "Inilah 6 Aksi Tegas Soekarno Menolak Segala Bentuk Hubungan dengan Israel..!!"

Posting Komentar