Luar Biasa!!..Sang Legenda Kopasus ini Tak Gentar Meski Disiksa Musuh Sampai Kakinya Membusuk


Bila berbicara tentang sejarah dunia militer Indonesia pastilah kita tidak akan kehabisan daftar prajurit-prajurit yang rela berjuang sekuat tenaga demi menjaga kedaulatan NKRI.Namun di antara harumnya nama Soedirman hingga A.H Nasution, masih ada nama-nama lain yang melanjutkan perjuangan mereka.

Sebut saja salah satunya Kolonel Infanteri Agus Hernoto yang memiliki kisah mengharukan selama bertugas menjadi seorang prajurit. Tak banyak orang yang mengenal sosok pria ini padahal dia rela mengorbankan kaki kirinya untuk diamputasi demi Indonesia.

Karir Agus dimulai dari PETA

Lelaki kelahiran Malang ini memilih untuk bergabung menjadi tentara sukarela Pembela Tanah Air atau PETA sejak usianya 17 tahun, meskipun saat itu dia dibesarkan dalam keluarga berkecukupan. Setelah merasa puas bersama PETA, pemuda berdarah biru itu memutuskan menjadi bagian RPKAD (Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat) atau yang sekarang menjadi KOPASSUS. Setelah berhasil melakukan beberapa operasi penumpasan gerakan separatis, Agus dikirim ke Amerika Serikat utuk mengikuti pendidikan di US Army Special Warfare School.

Legenda Kopasus [image source]
Agus Hernoto saat itu adalah satu-satunya prajurit berpangkat letnan dua yang dikirim bersama para kapten dan mayor. Kiprah pria ini saat melawan gerakan separatis membuatnya dipercaya untuk menjadi komandan tim Banteng Ketaton yang bertugas di daerah utara Fak-Fak, Papua. Tantangan geografis di daerah itu sangatlah tidak mudah karena sebagian besar merupakan hutan ‘perawan’ dengan kondisi yang berbahaya saat Trikora.

Kakinya harus diamputasi karena siksaan penjajah

Saat memulai tugas pada tahun 1962, ada sekitar 50 pasukan yang menjadi tanggung jawabnya untuk menyelesaikan konflik perebutan wilayah bersama Belanda. Saat itu dia dan pasukan harus dapat bertahan berbulan-bulan dalam kondisi minimnya bahan makanan. Sampai suatu saat terjadi kontak senjata dengan musuh yang menyebabkan beberapa anggotanya harus gugur, sementara Agus tertembak di bagian punggung dan juga kaki kiri.

Kolonel Agus [image source]
Dalam kondisi kesakitan, pemuda itu dibawa menuju Sorong tanpa diberi penanganan medis. Sesampainya di sana pihak musuh menyiksa Agus habis-habisan agar dia membeberkan rencana operasi pasukannya. Saat itu sang prajurit memilih untuk tutup mulut meskipun kaki kirinya ditusuk-tusuk sampai lukanya menjadi sangat parah. Bungkamnya Agus dibalas sekutu dengan membiarkan kaki yang terluka membusuk hingga berbelatung. Kemudian barulah Agus diamputasi dengan peralatan medis seadanya.

Tetap teguh menjalankan tugas meski dalam keterbatasan

Sepulangnya menuju Jakarta, Jenderal Nasution memutuskan memrikan anugerah Bintang Sakti pada Agus. Tapi penghargaan itu ditolaknya dan sang kolonel malah meminta agar diijinkan tetap jadi tentara aktif. Kemudian pria ini ditugaskan sebagai perwira umum logistik pada unit khusus di bawah pimpinan Presiden Soeharto dan Jenderal Ali Moertopo. Peran Agus sangatlah besar di sana bahkan dia dititahkan untuk menjadi tangan kanan sang jenderal.

Ilustrasi operasi seroja [image source]

Meskipun harus berjuang dengan satu kaki sehat, Agus ditunjuk untuk melakukan kegiatan intelijen saat operasi persiapan adanya serangan Seroja di Timor-Timur. Dengan gigihnya sang perwira mencari infoemasi seputar operasi tadi sehingga akhirnya Timor-Timur memilih bersatu dengan Indonesia. Bagi Agus, keterbatasan bukan alasan untuknya dapat beristirahat karena ancaman terhadap kedaulatan tanah air dapat terjadi kapan pun tanpa diduga.

Merupakan teladan prajurit Indonesia lainnya

Banyak yang bercerita bahwa saat akan melakukan operasi di Irian Barat, Agus lah satu-satunya orang yang menawarkan diri untuk memimpin pasukan. Sosoknya juga dikenal sebagai prajurit yang selalu siaga dan siap menjalankan perintah. Selain itu dia juga selalu penuh perhitungan ketika melaksanakan operasi militer di mana pun itu.

Pernah suatu ketika pasukan Agus melawan Fretelin cs dalam perebutan wilayah negara, sang komandan memutuskan melakukan rekayasa peledakan. Agus menggunakan jerigen berisi TNT dengan berat 25 kilogram yang dipasang sumbu di bagian atasnya. Agus membakar sumbu dari helikopter sebelum kemudian dilempar ke arah musuh di bawah. Hal ini tentu saja sangat berbahaya dan mengancam nyawa. Namun sang kolonel tidak ragu untuk melakukannya.

Sosok seperti Agus lah yang harusnya lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Karena berkat kegigihan dan keberaniannya Indonesia dapat mempertahankan kedaulatannya. Dan memang benar kata Agus, sebagai seorang prajurit kita harus siap siaga kapan pun karena ancaman bagi negara juga bisa datang kapan saja.

Sumber : Bombastis
5 Consequences of Driving without Car Insurance Do you own a car? Great! Does your car also have a valid motor insurance cover on it? Owning a car, while earlier classified as being a luxury, has now moved down to being a comfort. In fact, in metros, a car has almost become a necessity due to long-distance commutes. More and more of us are, therefore, buying a car. But are we also buying the mandatory car insurance policy? Every car which is to ply on Indian roads should have a valid car insurance cover, states the Motor Vehicles Act, 1988. When you buy a new car, the choice of buying an insurance policy is, thankfully, taken out of your hands. The on-road price of the car is inclusive of the insurance premium for your car insurance policy. The problems arise when the policy expires after a year. Car insurance plans are usually issued for one year after which they should be renewed. If you do not renew it, you are driving a car without car insurance. If numbers are any indication, a study by New India Assurance revealed that about 70% of vehicles on Indian roads are without insurance. Is your car one among them? If yes, beware. Here are 5 consequences if you drive your car without having a valid Car Insurance policy: Be prepared to pay heavy fines Earlier, the Motor Vehicles Act, 1988 governed the road safety and traffic rules. Recently, the Government passed the Road Transport and Safety Bill 2014 to replace the Motor Vehicles Act, 1988. Among other changes, the Bill penalizes you heavily if you are caught driving without having a valid insurance cover. As per the amendments, you would have to part with a whopping Rs.25, 000 for a light motor vehicles or Rs.75, 000 for other motor vehicles as a fine for driving without insurance. A huge fine, isn’t it? Pay losses for damages caused to third party or property In an accident, if you unintentionally harm any person or surrounding property, you are liable to pay the loss incurred. This is called third party liability. Your car insurance mandatorily covers this third party liability and spares you the loss incurred. In the absence of a valid insurance cover, you would have to bear the losses incurred. If the person dies, your liability would be very high. Read more Is third party car worth buying? Pay losses for own damage While you have to compulsorily pay losses caused to a third party, what about your losses. In an accident even your vehicle suffers damage. The costs of repairs for such damage are borne by your comprehensive car insurance policy. Without insurance, the onus of paying for the repairs is on you. With the high cost associated with the repairs of your car, a financial strain is inevitable. Read more about All you need to know about car insurance Face legal complications Besides the financial loss suffered in an accident which causes damage to a third party and/or self, you would also be entangled in legal complications if your car is found without a valid insurance cover. You would be penalized, get a challan and might even be imprisoned. Loss of No Claim Bonus If your car insurance expires and you do not renew it, besides the penalties and fines, you also lose the No Claim Bonus which you accumulated in your existing policy. Car insurance plans allow a discount in subsequent year’s premiums if there is no claim in any current year. This discount increases every year and saves your premium outgo. If you let your car insurance policy lapse, you lose the accumulated NCB and end up paying a higher premium when the policy is consequently renewed. A car insurance policy is legally mandatory and not having one results in serious consequences (as mentioned above). While a third party liability cover is mandatory, a comprehensive policy is better. The former pays only for the damages caused to any third party but the latter also covers damages incurred by you and your car. The premium for a comprehensive policy is slightly higher because of higher coverage. For instance, the premium payable for a Maruti Ritz car registered in 2012 having a capacity of 1197cc would have a third party premium of Rs.2237 and a comprehensive premium of Rs.4200 (approximately). With a slight increase in the premium you can avail a higher coverage option which covers for your damages too. Since car repairs are expensive, a comprehensive policy makes more sense even if the premiums are a little high. So do not fall a victim to these consequences and buy an insurance policy for your car today.

0 Response to "Luar Biasa!!..Sang Legenda Kopasus ini Tak Gentar Meski Disiksa Musuh Sampai Kakinya Membusuk"

Posting Komentar