Kopaska TNI AL, Inilah Pasukan Katak Andalan Indonesia

Prajurit Kopaska TNI AL

Soal sabotase bawah air hingga penyusupan ke sarang musuh, TNI AL punya andalan. Mereka adalah Komando Pasukan Katak. Atau lebih dikenal dengan Kopaska TNI AL. Berikut profil singkat serta sejumlah persenjataan dan kemampuan yang dimilikinya. Merinding rasanya kalau mendengar prinsip yang dianut Kopaska dalam menjalankan tugas. Bayangkan saja, untuk melahap target, setiap anggota pasukan khusus milik TNI AL ini menganut faham one way ticket. Artinya, operasi mesti sukses dilaksanakan. Walau dengan risiko bakal kehilangan nyawa. Jadi memang tak berlebihan kalau julukan One Way Ticket Commando bisa melekat pada Kopaska.

Pasukan Katak Dibentuk Untuk Menjebol Karel Doorman


Topeng Kopaska Sumber: David Afredy 

Bila ditarik kebelakang, gagasan membentuk pasukan katak sudah dimulai sejak tahun 1954. Waktu itu beberapa perwira di bawah pimpinan Kapten (laut) Iskak membuka sekolah Frogman (manusia katak) di Dinas Ranjau, Surabaya. Selanjutnya, tiga tahun kemudian TNI AL juga mengirimkan dua perwira buat mengikuti pendidikan tim demolisi bawah air (UDT – Under Water Demolition Team) di AS.

Ketika pemberontakan PRRI/Permesta meletus tahun 1958, bisa jadi satuan pasukan katak belum resmi terbentuk. Toh ini tak menandakan operasi khusus bawah air tak bisa dijalankan. Sebaliknya, dengan jumlah personil masih sangat terbatas, mereka diwajibkan untuk terjun dalam operasi militer sesungguhnya. Membersihkan rintangan laut bagi jalur masuk kapal-kapal TNI AL ke Teluk Bayur adalah tugas Embrio Komando Pasukan Katak pada waktu itu.
Genderang Operasi Trikora yang ditabuh akhir tahun 1961 menandai perubahan besar pada unit bawah air TNI AL. Untuk menyokong operasi pendaratan yang melibatkan 150 ribu pasukan dan 100 kapal TNI maka tak ada jalan lain. Kehadiran pasukan katak jelas dibutuhkan sebagai pembuka jalan. Alhasil para petinggi TNI pada masa itu memutuskan untuk membentuk Komando Pasukan Katak atau disingkat Kopaska. Unit pasukan elit ini resmi lahir pada 31 Maret 1962.
Baru terbentuk bukan lantas Kopaska bisa melenggang dengan santai. Sebaliknya tugas berat buat menyokong Operasi Trikora sudah menghadang. Selain sebagai pembuka operasi amfibi, Kopaska juga mendapat tugas tambahan lain. Sebut saja diantaranya adalah rencana menghabisi instalasi radar Belanda di Irian.
Tak hanya sebatas itu. Mereka bahkan juga mendapat dua perintah yang tergolong menghebohkan. Pertama, menghancurkan kapal induk Belanda, Karel Doorman! Simbol kekuatan laut penjajah tadi bakal dihantam dengan torpedo berawak. Terakhir, menculik Laksamana Reeser, Panglima Balatentara Belanda di Irian Barat. Jelas, bila simbol-simbol kekuasaan penjajah tadi bisa dirontokkan, Belanda bakal kehilangan muka. Sungguh tugas berat menanti prajurit Komando Pasukan Katak.

Kehebatan Kopaska TNI AL

Patch Lambang Kopaska. Sumber Istimewa/JMP
Lima puluh dua tahun setelah terbentuk, ada banyak perubahan soal kemampuan operasi Kopaska. Kini mereka tak hanya berkutat dengan urusan penjinakan ranjau laut, penghancuran target bawah air, hingga segala operasi penyusupan lewat kapal selam. Salah satu ilmu baru yang diserap dari pasukan khusus AL AS [US Navy SEAL), adalah taktik penyusupan melalui udara. Komando Pasukan Katak semakin bertambah sakti.
Taktik penyusupan udara ala AS tadi punya nama Combat Raiding Rubber Craft (CRRC). Tujuannya adalah mendirikan fasilitas komunikasi dan navigasi di garis belakang pertahanan lawan. Untuk itu sejumlah pasukan katak (sekitar 6 orang) diterjunkan bersama sebuah perahu karet di laut yang berdekatan dengan wilayah musuh.
Kopaska merupakan salah satu Pasukan Khusus TNI
Sepintas memang terasa mudah untuk melakukannya. Tinggal lemparkan saja perahu karet berbobot 300 kg yang berisi peralatan navigasi/komunikasi, alat selam, BBM dan senjata, dari perut pesawat. Lantas terjunkan saja pasukannya. Gampang bukan? Habis perkara.
Tapi itu pandangan awam. Agar sukses, operasi macam tadi sebenamya butuh jurus khusus. Sebagai gambaran, cara mengemas perahu karet agar bisa sampai pada titik penerjunan misalnya. Posisi dudukan buat payung mesti pas, supaya parasut bisa mengembang dengan sempuma. Ikatan tali temali pengemas juga dibuat sedemikian rupa. Simpulnya dibuat agar bisa lepas di air cukup dengan sekali potong saja.
Sepintas memang terasa mudah untuk melakukannya. Tinggal lemparkan saja perahu karet berbobot 300 kg yang berisi peralatan navigasi/komunikasi, alat selam, BBM dan senjata, dari perut pesawat. Lantas terjunkan saja pasukannya. Gampang bukan? Habis perkara.
Tapi itu pandangan awam. Agar sukses, operasi macam tadi sebenamya butuh jurus khusus. Sebagai gambaran, cara mengemas perahu karet agar bisa sampai pada titik penerjunan misalnya. Posisi dudukan buat payung mesti pas, supaya parasut bisa mengembang dengan sempuma. Ikatan tali temali pengemas juga dibuat sedemikian rupa. Simpulnya dibuat agar bisa lepas di air cukup dengan sekali potong saja.
Rampung? Tidak juga. Ketika proses pemuatan dimulai, posisi perahu harus benar. Haluan menghadap ramp-door, serta mesti sejajar dengan dinding kabin pesawat. Itu syarat yang tak bisa ditawar lagi. Selain itu, perahu juga mesti diikatkan pada papan beroda. Ini adalah upaya buat memuluskan pelontaran lewat pintu belakang pesawat.
Perahu karet terlontar sudah dari ketinggian sekitar 800 meter. Demikian pula dengan pasukan katak yang menyusul kemudian. Tapi lagi-lagi disini muncul kendala yang tak bisa dianggap enteng. Pasalnya untuk mencari titik pasti jatuhnya perahu karet tidaklah gampang. Begitu mendarat di permukaan laut, perahu bisa saja hanyut maupun tertutup gelombang. Alhasil, sang pasukan mesti punya insting sehebat elang buat mengidentifikasi lokasi perahu.
Invasi Komando Pasukan Katak Ke Pulau Nasi Lawan GAM
Kopaska Indonesia
Selain penerjunan perahu karet, komando pasukan katak juga punya kemampuan serbuan pantai. Kemampuan model begini pernah dibuktikan ketika TNI menggelar penyerbuan ke sarang GAM di Pulau Nasi beberapa tahun lalu. Dalam operasi tersebut Kopaska menurunkan dua kapal tipe Sea Raider.
Kopaska, Pasukan Katak TNI AL
Asal tahu saja, Sea Raider yang merupakan perahu spesial rancangan Inggris itu dijejali lebih dari 20 orang pasukan katak. Mereka bertugas membersihkan pantai Pulau Nasi dari segala rintangan. Termasuk juga dari penghadangan pasukan GAM. 
Desingan peluru GAM menyambut kehadiran kedua Sea Raider, begitu operasi digelar di fajar hari. Hantaman-hantaman timah panas lawan bisa dihindari berkat manuver-manuver ekstrim. Beruntung, tak ada satu kapal pun yang berhasil dirontokkan. Terhitung hanya satu peluru GAM saja yang berhasil mengenai sasarannya. Untungnya cuma mengenai lapisan pelindung mesin.
Menemui perlawanan yang terbilang berat, bukan berarti pasukan TNI akhirnya mundur. Sebaliknya, bermodalkan senapan mesin FN MAG GPMG (General Purpose Machine Gun) yang dibawa, mereka membalas tembakan lawan. Peluru-pelurunya yang berkaliber 7,62 mm gencar membabat titik-titik persembunyian musuh. Setiap kapal punya sepucuk GPMG yang masing-masing membawa 500 peluru.

Latihan Kopaska TNI AL

 
Kopaska TNI AL

Layaknya sebuah pasukan elit, proses pendidikan bagi calon anggota Komando Pasukan Katak juga tergolong keras. Salah satu yang dianggap paling keras adalah tahap pendidikan berlabel minggu neraka. Model pendidikan ini diambil dari tradisi yang biasa diterapkan oleh tim demolisi AL AS (UDT).
Pada masa ini para siswa menjalani uji mental yang benar-benar berat. Tak ada jadwal yang diterapkan. Semua perintah diberikan secara mendadak. Tanpa pemberitahuan maupun ancang-ancang. Bisa saja perintah diberikan diwaktu istirahat malam atau ketika saat makan. Tingkat kerahasiaan perintah juga dibuat sedemikian rupa agar tak bocor ke tangan siswa.
Pengalaman pendidikan Kopaska mungkin bisa dijadikan gambaran nyata. Pada tahap akhir minggu neraka itu para siswa diwajibkan mendayung ke sebuah pulau dari Pantai. Kegiatan ini dilakukan tepat pukul 00.00 WIB. Begitu sampai tujuan mereka memang diperbolehkan melakukan makan malam yang dimasaknya sendiri.
Keadaan ini tak berlangsung lama. Tepat pukul 03.20 masing-masing tim diperintahkan untuk menyembunyikan perahu-perahu karet yang tadi dipakai menyeberang. Belum lagi tubuh puas beristirahat, selang 40 menit kemudian turun perintah kedua. Para siswa diwajibkan kembali ke Mauk dengan berenang. Bak sebuah operasi militer sungguhan, kegiatan ini dibuka dengan ledakan-ledakan TNI yang bertubi-tubi.
Logo Kopaska Pasukan Khusus TNI AL
Dalam suasana gelap pekat tapi hiruk pikuk itu, para siswa diwajibkan berpikir cepat. Sebelum terjun ke laut mereka terlebih dahulu membidikkan kompas sembari menghitung kekuatan arus laut di pagi buta. Dingin, arus yang kuat adalah tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan ke pantai. Sebagai patokan navigasi maka cahaya lampu yang terdapat di lokasi tujuan bisa pula dijadikan patokan.
Begitulah profil singkat serta kemampuan yang dimiliki Kopaska sebagai unsur peperangan laut khusus TNI AL. Sesuai dengan motto Kopaska “Tan Hana Wighna Tan Sima”. Atau berarti “tiada rintangan yang tak dapat diatasi”.
Sumber: HobbyMiliter


5 Consequences of Driving without Car Insurance Do you own a car? Great! Does your car also have a valid motor insurance cover on it? Owning a car, while earlier classified as being a luxury, has now moved down to being a comfort. In fact, in metros, a car has almost become a necessity due to long-distance commutes. More and more of us are, therefore, buying a car. But are we also buying the mandatory car insurance policy? Every car which is to ply on Indian roads should have a valid car insurance cover, states the Motor Vehicles Act, 1988. When you buy a new car, the choice of buying an insurance policy is, thankfully, taken out of your hands. The on-road price of the car is inclusive of the insurance premium for your car insurance policy. The problems arise when the policy expires after a year. Car insurance plans are usually issued for one year after which they should be renewed. If you do not renew it, you are driving a car without car insurance. If numbers are any indication, a study by New India Assurance revealed that about 70% of vehicles on Indian roads are without insurance. Is your car one among them? If yes, beware. Here are 5 consequences if you drive your car without having a valid Car Insurance policy: Be prepared to pay heavy fines Earlier, the Motor Vehicles Act, 1988 governed the road safety and traffic rules. Recently, the Government passed the Road Transport and Safety Bill 2014 to replace the Motor Vehicles Act, 1988. Among other changes, the Bill penalizes you heavily if you are caught driving without having a valid insurance cover. As per the amendments, you would have to part with a whopping Rs.25, 000 for a light motor vehicles or Rs.75, 000 for other motor vehicles as a fine for driving without insurance. A huge fine, isn’t it? Pay losses for damages caused to third party or property In an accident, if you unintentionally harm any person or surrounding property, you are liable to pay the loss incurred. This is called third party liability. Your car insurance mandatorily covers this third party liability and spares you the loss incurred. In the absence of a valid insurance cover, you would have to bear the losses incurred. If the person dies, your liability would be very high. Read more Is third party car worth buying? Pay losses for own damage While you have to compulsorily pay losses caused to a third party, what about your losses. In an accident even your vehicle suffers damage. The costs of repairs for such damage are borne by your comprehensive car insurance policy. Without insurance, the onus of paying for the repairs is on you. With the high cost associated with the repairs of your car, a financial strain is inevitable. Read more about All you need to know about car insurance Face legal complications Besides the financial loss suffered in an accident which causes damage to a third party and/or self, you would also be entangled in legal complications if your car is found without a valid insurance cover. You would be penalized, get a challan and might even be imprisoned. Loss of No Claim Bonus If your car insurance expires and you do not renew it, besides the penalties and fines, you also lose the No Claim Bonus which you accumulated in your existing policy. Car insurance plans allow a discount in subsequent year’s premiums if there is no claim in any current year. This discount increases every year and saves your premium outgo. If you let your car insurance policy lapse, you lose the accumulated NCB and end up paying a higher premium when the policy is consequently renewed. A car insurance policy is legally mandatory and not having one results in serious consequences (as mentioned above). While a third party liability cover is mandatory, a comprehensive policy is better. The former pays only for the damages caused to any third party but the latter also covers damages incurred by you and your car. The premium for a comprehensive policy is slightly higher because of higher coverage. For instance, the premium payable for a Maruti Ritz car registered in 2012 having a capacity of 1197cc would have a third party premium of Rs.2237 and a comprehensive premium of Rs.4200 (approximately). With a slight increase in the premium you can avail a higher coverage option which covers for your damages too. Since car repairs are expensive, a comprehensive policy makes more sense even if the premiums are a little high. So do not fall a victim to these consequences and buy an insurance policy for your car today.

0 Response to "Kopaska TNI AL, Inilah Pasukan Katak Andalan Indonesia"

Posting Komentar